KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT karena hanya berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan utama yaitu untuk memenuhi nilai tugas
akhir mata kuliah fisika FKM-UI. Hemodialisis sangat berperan dalam dunia
kedokteran sebagai solusi permasalahan gagal ginjal yang kasusnya sedang
marak-maraknya terjadi. Hemodialisis menggunakan prinsip ilmu fisika khususnya
tentang fluida dinamis.
Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari uluran tangan dari berbagai
pihak, baik berupa bimbingan, petunjuk, saran, dorongan, dan bantuan materil
maupun moril yang sangat berharga.
Dalam
pembuatan karya tulis ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan dan waktu yang penulis miliki sekalipun pada akhirnya karya
tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis sangat menghargai saran dan kritik yang bersifat membangun bagi
kesempurnaan di masa mendatang. Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Depok, November
2007
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul...........................................................................................................
i
Kata Pengantar..........................................................................................................
ii
Daftari Isi...................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1
1.2 Pembatasan Masalah.....................................................................................
1
1.3 Tujuan...........................................................................................................
2
1.4 Metode Penulisan......................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hemodialisis.................................................................................................
3
2.2 Fungsi Hemodialisis...................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI HEMODIALISIS
3.1 Cara Kerja Hemodialisis...............................................................................
6
3.2 Keuntungan Hemodialisis.............................................................................
9
3.3 Kerugian Hemodialisis..................................................................................
10
3.4 Cara Penggunaan Hemodialisis....................................................................
10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................
11
4.2 Saran.............................................................................................................
11
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistem peredaran darah
yang ada dalam tubuh kita, darah mengalir melalui pembuluh darah dari jantung
ke seluruh tubuh dan melewati ginjal untuk disaring. Proses penyaringan ini
memisahkan zat-zat yang bersifat racun atau tidak dapat dihancurkan dan
digunakan oleh tubuh sehingga harus dibuang bersamaan dengan urin dengan
zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Ginjal sebagai organ yang berfungsi dalam
proses penghasilan urin melalui proses filtrasi, reasorbsi, dan augmentasi. Apabila fungsi ini terganggu maka
zat-zat racun yang tidak dapat dihancurkan dan digunakan oleh tubuh akan
mengendap. Sedangkan zat-zat yang bermanfaat seperti glukosa dapat terbuang
sehingga urin terasa manis. Kasus ini sering disebut dengan istilah diabetes
melitus atau kencing manis. Ginjal yang tidak berfungsi dengan normal sering
disebut dengan istilah gagal ginjal. Kasus ini dapat terjadi akibat kerja
ginjal yang terlalu berat sehingga terganggu fungsinya. Selain itu, gagal
ginjal juga dapat diakibatkan oleh penyakit keturunan.
Berbagai upaya kuratif yang
telah dilakukan dalam dunia kedokteran seperti cangkok ginjal dapat membantu
kerja ginjal yang sangat berat. Manusia normal memiliki dua ginjal yang bekerja
bersama. Ketika salah satunya rusak atau tidak berfungsi, cangkok ginjal dapat
dilakukan untuk menggantikan salah satu ginjal yang rusak tadi sehingga dapat
bekerja dalam proses penyaringan dan menghasilkan urin yang normal. Alternatif
lain yang saat ini sedang berkembangkan adalah haemodialisis.
1.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis
membatasi pembahasan masalah dalam makalah ini. Pembatasan masalah tersebut
yaitu mengenai cara kerja alat dialisis darah secara mekanis dilihat dari
prinsip ilmu fisika khususnya fluida dinamis.
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka dapat dituliskan tujuan dari penulisan ini adalah
:
- Mengetahui cara penggunaan hemodialisis
- Mengetahui cara kerja hemodialisis menurut ilmu fisika
- Mengetahui pengaplikasian ilmu fisika dalam bidang kesehatan
- Melengkapi nilai tugas akhir mata kuliah fisika
1.4 Metode Penulisan
Metode
penelitian yang digunakan penulis dalam makalah ini adalah kepustakaan. Sumber
data penulis berupa buku dan artikel yang dikutip dari media elektronik.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan dari makalah ini yaitu ditulis secara sistematis dengan penjabaran
awal, yaitu bab pendahuluan diiringi dengan latar belakang masalah, pembatasan
masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penyajian.
Setelah itu, bab isi dimana terdapat pengertian hemodialisis, fungsi dialisis,
sejarah penemuan hemodialisis, cara kerja hemodialisis, kelebihan dan
kekukrangan hemodialisis, serta cara penggunaannya. Makalah ini diakhiri dengan
bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hemodialisis
Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini
berasal dari kata haemo yang berarti darah dan dilisis yang
berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti
Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut
maupun kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya
pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal
Ginjal Kronik).
Hemodialisis berawal dari
beberapa penemuan yang berhasil maupun yang menemukan kegagalan oleh beberapa
tokoh antara lain, Abel dan Roundtree, Hass, dan Necheles, serta Kjellstrand.
Banyak tokoh yang memegang peranan penting dalam memanfaatkan dialisis sebagai
salah satu cara menangani kasus gagal ginjal, dimulai oleh Thomas Graham dari
Glasgow, orang pertama yang mengemukakan prinsip transportasi larutan melalui
membran semipermeabel pada tahu 1854. Lalu, pemanfaatan prinsip ginjal yang
dikemukakan oleh Abel, Roundtree, dan Turner pada tahun 1913, Dialisis
Peritoneal ditemukan oleh Georg Ganter pada tahun 1923, penggunaan hemodialisis
pada manusia pertama kali oelh Hass pada 28 Februari 1924 dan pengaplikasian
prinsip ginjal pada alat kesehatan ditemukan oleh Kolff pada tahun 1943-1945.
Penelitian yang ia lakukan menunjukkan bahwa hidup seorang pasien yang
mengalami gagal ginjal dapat tertolong dengan penggunaan hemodialisis.
Dr. Willem Kolff adalah orang
pertama yang merancang mesin dialisis darah (dialiser) pada tahun 1943. Hasil
penemuannya ini pertama kali sukses pada seorang pasien wanita berumur 67 tahun
yang koma dan mulai sadar setelah 11 jam menjalani hemodialisis menggunakan
dialiser Kolff pada tahun 1945. Setelah beberapa waktu kesuksesannya, Kolff
bertujuan mengembangkan alat bantu hidup ini untuk mengatasi gagal ginjal akut.
Pada akhir Perang Dunia II, Kolff menyumbangkan 5 mesin dialisis untuk beberapa
rumah sakit di dunia, salah satunya Mt. Sinai Hospital in New York. Kolff
memberikan satu set ”blueprints” untuk
mesin hemodialisisnya kepada George Thorn di Peter Bent Brigham Hospital di
Boston. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan dialiser Kolff pada masa yang
akan datang, yaitu dialiser Kolff-Brigham dari bahan stainless steel.
Pada tahun 1950-an, mesin
penemuan Willem Kolff digunakan untuk menangani pasien gagal ginjal akut,
tetapi ini tidak dapat menangani pasien penyakit ginjal stadium akhir.
Kemudian, para dokter percaya bahwa alat ini tidak mungkin untuk mendialisis
pasien secara sempuran karena dua alasan. Pertama, Mereka berpendapat bahwa
tidak ada alat buatan manusia yang dapat menggantikan fungsi ginjal dalam waktu
yang cukup lama. Kedua, pasien yang telah sering mengalami dialisis menyebabkan
kerusakan pada pembuluh vena dan arteri, jadi setelah beberapa kali penanganan
medis, akan sulit menemukan pembuluh sebagai akses darah pasien.
Penemuan Kolff tidak
memungkinkan untuk digunakan karena tidak mampu untuk proses pemindahan fluida.
Dr. Nils Alwal, pada tahun 1946 di University of Lund, mencoba memodifikasi
alat ginjal ini dalam sebuah tabung stainless steel agar ada tekanan yang
mempengaruhi, cara ini bekerja efektif pada aplikasi hemodialisis. Alwall juga
membantah penemu dari arteri vena pelangsir untuk dialisis. Ia pertama kali
melaporkan ini pada tahun 1948, dimana dia menggunakan pelangsir vena itu untuk melangsir kelinci. Secara berkelanjutan
dia menggunakan tabung pengalir yang terbuat dari bahan kaca, sama fungsinya
dengan dialisator ciptaannya yang terbuat dari bahan kanister, untuk menangani
1500 pasien gagal ginjal antara tahun 1946 dan 1960, sebagai laporan pada
Kongres Nefrologi Internasional yang pertama di Evian pada September 1960. Kemudian Alwall dengan Holger Crafoord,
seorang pebisnis berkebangsaan Swedia, untuk membangun sebuah perusahaan di
bidang pembuatan mesin dialisis, Gambro.
Dr. Belding H. Scribner
berkolaborasi dengan seorang dokter bedah, Dr. Wayne Quinton, memodifokasi tabung
pengalir dengan menggantinya dengan bahan Teflon. Hal lain yang menjadi kunci
pengembangan mereka yaitu dengan menghubungkan tabung yang satu dengan yang
lain.gelas tersebut kemudian memindahkan media ke kepingan tabung silikon yang
ukurannya pendek.ini akan membentuk basis yang kemudian dinamakan tabung
scribner.mungkin bagian-bagian yang lain akan lebih umum dikatakan sebagai tabung
Quinton-scribner.setelah proses perawatan,akses sirkulasi akan disimpan dalam
keadaan terbuka dengan menghubungkan dua tabung bagian luar dengan menggunakan
tabung teflon berbentuk huruf U,yang kemudian akan mengalirkan darah dari
tabung arteri belakang menuju vena.
2.2 Fungsi Hemodialisis
Hemodialisis berfungsi
membuang produk-produk sisa metabolisme seperti potassium dan urea dari darah
dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai ginjal
menggatikan ginjal penderita yang sudah rusak kerena penyakitnya, dengan
menggunakan mesin itu selama 24 jam perminggu, penderita dapat memperpanjang
hidupnya sampai batas waktu yang tidak tertentu.
BAB III
METODOLOGI HEMODIALISIS
3.1 Cara Kerja Hemodialisis
Prinsip
dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi
pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Pada hemodialisis,
darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin dialiser ( yang
berfungsi sebagai ginjal buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui
proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis (dialisat). Tekanan
di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan di dalam
darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam darah
disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses hemodialisis
melibatkan difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable.
Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari kompartemen darah akan berpindah kedalam
kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat terlarut dapat melewati
membran semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah dibersihkan, darah
dialirkan kembali ke dalam tubuh. (Nephrology Channel, 2001).
Mesin
hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan larutan dialisat,
dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan darah dari tempat
tusukan vaskuler ke alat dializer. Dializer adalah tempat dimana proses HD
berlangsung sehingga terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan
dialisat. Sedangkan tusukan vaskuler merupakan tempat keluarnya darah dari
tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh penderita.
Kecepatan dapat di atur biasanya diantara 300-400 ml/menit. Lokasi pompa darah
biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan dialisat.
Larutan dialisat harus dipanaskan antara 34-39 C sebelum dialirkan kepada
dializer. Suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi suhu tubuh
dapat menimbulkan komplikasi. Sistem monitoring setiap mesin HD sangat penting
untuk menjamin efektifitas proses dialisis dan keselamatan.
Dialisator tersedia dalam
berbagai jenis ukuran. Dialisator yang ukurannya lebih besar mengalami
peningkatan dalam membran area, dan biasanya akan memindahkan lebih banyak
padatan daripada dialisator yang ukurannya lebih kecil, khususnya dalam tingkat
aliran darah yang tinggi. Hal ini juga tergantung pada koefisien permeabilitas
membran untuk tiap padatan pada masing-masing pertanyaan sehingga efisiensi
dialisator bekerja sebagai KoA yang pada akhirnya menghasilkan koefisien
permeabilitas dan area
Kebanyakan jenis dialisator
memiliki permukaan membran area sekitar 0,8 sampai 2,2 meter persegi dan nilai
KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min. KoA yang dinyatakan dalam
satuan ml/min dapat diperkirakan melalui pembersihan maksimum dari dialisator
dalm tekanan darah yang sangat tinggi dari grafik tingkat alirannya.
Secara
singkat konsep fisika yang digunakan dalam hemodialisis adalah konsep fluida
bergerak. Syarat fluida yang ideal yaitu cairan tidak viskous (tidak ada
geseran dalam), keadaan tunak (steady
state) atau melalui lintasan tertentu, mengalir secara stasioner, dan tidak
termampatkan (incompressible) serta
mengalir dalam jumlah cairan yang sama besarnya (kontinuitas).
Secara matematis, ada tiga teorema fluida bergerak
yang digunakan,yaitu :
- Hukum Kontinuitas
ρ1
A1 ν1 = ρ2 A2 ν2
dimana, ρ = massa jenis fluida (kg/m³)
A = luas permukaan penampang (m²)
ν = kecepatan fluida (m/s)
- Hukum Bernoulli
P + ½ρν² + ρgh = konstan
dimana, P =
tekanan (Pa)
ρ =
massa jenis fluida (kg/m³)
ν = kecepatan fluida (m/s)
g = kecepatan gravitasi (m/s²)
h = tinggi pipa atau selang (m)
- Hukum Poiseuille
V = π (r²)² (P1 – P2)
t 8 η L
dimana, V =
volume (m³)
t = waktu (s)
π = 3,14
r = jari-jari pembuluh (m)
P = tekanan (Pa)
η = viskousitas = 0,003 – 0,004 Pa
(untuk darah)
L = panjang pembuluh (m)
3.2 Keuntungan Hemodialisis
Hemodialisis mempunyai beberapa
keuntungan,diantaranya sebagai berikut.
1.
Tidak
ada nyeri/sakit selama prosedur.
2.
Dilaksanakan
secara santai, pasien bisa sambil makan/nonton TV, baca buku dll.
3.
Hemodialisis
sebagai terapi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan memperpanjang usia.Namun,
tindakan itu tak bebas risiko. Selain kesiapan tenaga kesehatan di unit
dialisis untuk mengatasi komplikasi, kesiapan pasien secara psikologis dan
dukungan keluarga berperan penting dalam keberhasilan hemodialisis.
4.
Hemodialisis
dapat sedini mungkin menghambat progresivitas penyakit. Yaitu, jika pengeluaran
kreatinin 9-14 ml/menit/1,73 m2, baik pada penderita diabetes maupun
nondiabetes. Hemodialisis bisa dimulai lebih awal pada pasien malnutrisi,
pasien mengalami kelebihan cairan tubuh, penurunan kesadaran, kejang, radang
kandung jantung, hiperkalemia (meningginya kadar kalium darah), serta asidosis
metabolik berulang. Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada
seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal.
5.
Hemodialisis
dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik.
Hemodialisis dapat dilakukan pada pasien gagal
ginjal karena sumbatan batu yang akan menjalani operasi dan pasien yang
menunggu cangkok ginjal.
3.3 Kerugian Hemodialisis
Di samping memiliki beberapa keuntungan,
hemodialisis juga mempunyai beberapa kerugian, diantaranya sebagai berikut.
1. Fungsi ginjal yang tersisa cepat menurun.
2. Pembatasan asupan cairan dan diet lebih ketat.
3. Kadar hemoglobin lebih rendah, sehingga kebutuhan akan eritropoietin lebih tinggi. 4. Efek samping hemodialisis antara lain tekanan darah rendah, anemia, kram otot, detak jantung tak teratur, mual, muntah, sakit kepala, infeksi, pembekuan darah (trombus), dan udara dalam pembuluh darah (emboli). (Haven,2005).
1. Fungsi ginjal yang tersisa cepat menurun.
2. Pembatasan asupan cairan dan diet lebih ketat.
3. Kadar hemoglobin lebih rendah, sehingga kebutuhan akan eritropoietin lebih tinggi. 4. Efek samping hemodialisis antara lain tekanan darah rendah, anemia, kram otot, detak jantung tak teratur, mual, muntah, sakit kepala, infeksi, pembekuan darah (trombus), dan udara dalam pembuluh darah (emboli). (Haven,2005).
3.4 Cara Penggunaan Hemodialisis
Hemodialisa
merupakan suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan
beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer.
prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa), lebih populer disebut (Brescia-) Cimino Fistula, melalui pembedahan yang cukup baik agar dapat diperoleh aliran darah yang cukup besar. Fistula arteriovenosa dapat berupa kateter yang dipasang di pembuluh darah vena di leher atau paha dan bersifat temporer.
prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa), lebih populer disebut (Brescia-) Cimino Fistula, melalui pembedahan yang cukup baik agar dapat diperoleh aliran darah yang cukup besar. Fistula arteriovenosa dapat berupa kateter yang dipasang di pembuluh darah vena di leher atau paha dan bersifat temporer.
Kemudian
aliran darah dari tubuh pasien masuk ke dalam sirkulasi darah mesin HD yang
terdiri dari selang Inlet/arterial (ke mesin) dan selang Outlet/venous (dari
mesin ke tubuh). Kedua ujungnya disambung ke jarum dan kanula yang ditusukkan
ke pembuluh darah pasien. Selama proses HD, darah pasien diberi Heparin agar
tidak membeku ketika berada di luar tubuh yaitu dalam sirkulasi darah mesin.
Selama menjalani HD, posisi pasien dapat dalam keadaan duduk atau berbaring
Selain menjalani HD, dalam jangka panjang, obat-obat yang diperlukan antara lain obat yang mengatasi anemia seperti suntikan hormon eritropoetin serta pemberian zat besi. Selain itu obat yang menurunkan kadar fosfat darah yang meningkat yang dapat mengganggu kesehatan tulang, diberikan obat pengikat fosfat (Phosphate binder). Obat-obat lain yang diperlukan sesuai kondisi pasien misalnya obat hipertensi, obat-obat antigatal, vitamin penunjang (yang bebas fosfor maupun mineral yang tidak perlu).
Selain menjalani HD, dalam jangka panjang, obat-obat yang diperlukan antara lain obat yang mengatasi anemia seperti suntikan hormon eritropoetin serta pemberian zat besi. Selain itu obat yang menurunkan kadar fosfat darah yang meningkat yang dapat mengganggu kesehatan tulang, diberikan obat pengikat fosfat (Phosphate binder). Obat-obat lain yang diperlukan sesuai kondisi pasien misalnya obat hipertensi, obat-obat antigatal, vitamin penunjang (yang bebas fosfor maupun mineral yang tidak perlu).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Hemodialisis
merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang digunakan pada penderita
dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Berdasarkan pembahasan
di atas dapat disimpulkan bahwa hemodialisis merupakan alat medis yang
berteknologi canggih dengan menggunakan konsep ilmu fisika fluida. Alat yang
berperan dalam dunia kesehatan ini membantu menangani pasien gagal ginjal.
4.1 Saran
Seiring
dengan perkembangan dunia kedokteran khususnya aplikasi dalam kesehatan
masyarakat indonesia, hemodialisis sebagai alat pencuci darah sangat dibutuhkan
dalam upaya peningkatan mutu kesehatan masyarakat indonesia. Dengan demikian, penggunaan
hemodialisis harus lebih diterapkan dalam bidang kesehatan. Selain itu, pemerintah
dalam hal ini harus lebih meningkatkan fasilitas kesehatan dengan cara menambah
fasilitas kesehatan di rumah sakit umum dan puskesmas, mengingat puskesmas
merupakan tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat umum, teruama
masyarakat yang tergolong tidak mampu. Hal yang paling penting dalam upaya
pemerataan kesehatan bagi seluruh masyarakat indonesia adalah mahalnya biaya pengobatan.
Pemerintah harus memberi keringanan biaya kesehatan bagi rakyat miskin sehingga
mereka yang menderita gagal ginjal dapat ditangani dengan alat pengobatan yang
canggih seperti mesin hemodialisis dengan biaya yang murah.
DAFTAR PUSTAKA
Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Soedarto, Herriyadi. 1982. Gagal Ginjal Akut. Bandung : Penerbit Buku Kedokteran
Universitas Padjajaran.
Tipler, Paul. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.
Anda sedang membaca artikel tentang PENGGUNAAN HEMODIALISIS PADA BIDANG KESEHATAN YANG MEMAKAI PRINSIP ILMU FISIKA dan anda bisa menemukan artikel PENGGUNAAN HEMODIALISIS PADA BIDANG KESEHATAN YANG MEMAKAI PRINSIP ILMU FISIKA ini dengan url http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/penggunaan-hemodialisis-pada-bidang.html. Anda dapat Mengcopy Artikel PENGGUNAAN HEMODIALISIS PADA BIDANG KESEHATAN YANG MEMAKAI PRINSIP ILMU FISIKA ini untuk kepentingan pendidikan. Semoga artikel PENGGUNAAN HEMODIALISIS PADA BIDANG KESEHATAN YANG MEMAKAI PRINSIP ILMU FISIKA ini bermanfaat Bagi Anda. Mohon tinggalkan komentar setelah Anda membaca artikel PENGGUNAAN HEMODIALISIS PADA BIDANG KESEHATAN YANG MEMAKAI PRINSIP ILMU FISIKA ini. untuk dijadikan sebagai perbaikan dari artikel ini. bagi yang mau menyumbangkan makalah kirim melalui email sangmahasiswaabadi@gmail.com