BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Orang bijak sering mengatakan “Lebih baik menjaga kesehatan daripada
mengobati” memang benar adanya menjaga
kesehatan itu perlu agar terhindar dari penyakit. Gangguan kesehatan bisa
muncul kapan saja, apalagi jika kita lengah terhadap gejala dan penyebabnya.
Tanpa kita sadari gaya
hidup dan pola makan yang tidak sehat merupakan faktor penyebab utamanya.
Meskipun ada penyebab lainnya yang tidak bisa dihindari seperti fakor
genetik, pencemaran lingkungan.
Agar tetap sehat, ada banyak cara untuk mendapatkannya. Salah satunya,
ikuti 7 jurus berikut ini dan dapatkan kualitas hidup yang lebih baik :
1. Udara bersih, paru-paru pun
sehat
Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah udara yang bersih dan
sehat. Caranya ? Tidak perlu repot mencari udara pegungungan, udara pagi pun
sangat baik bagi paru-paru Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar,
seperti asap rokok, asap kendaraan atau debu. Bersihkan rumah dan ruangan kerja
secara teratur, termasuk perabot, kipas angin dan AC.
2. Banyak minum air putih
Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun. Biasakanlah minum air
putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga kelancaran
fungsi ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air hangat di malam hari
dan air sejuk (bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan
jeruk lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan diri, minuman ini
sekaligus membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.
3. Konsumsi menu bergizi dan seimbang
Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak
konsumsi sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak serat dan zat gizi yang
diperlukan tubuh serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan olahan,
serta kurangi konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan pagi!
Karena sarapan pagi dapat menunjang aktifitas kita sepanjang hari.
4. Seimbangkan antara kerja,
olahraga dan istirahat
Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya bagi Anda.
Biasakan istirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, dan jangan sering begadang
atau tidur terlalu malam. Cobalah menggunakan waktu senggang untuk berolahraga
ringan atau sekedar melemaskan otot-otot persendian.
Dengan berolahraga 2 - 3 kali per minggu, selama 30 - 45 menit, cukup
membuat tubuh bugar dan stamina prima.
5. Kontrol kerja otak
Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu
memberi beban terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas.
Lakukan kegiatan di waktu senggang yang membuat otak bekerja lebih santai,
misalkan melakukan hobi yang menyenangkan, seperti melukis, membaca novel
terbaru atau hanya sekedar mendengarkan musik.
6. Jalani hidup secara harmonis
Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam sebagai
makrokosmos jika ia ingin tetap sehat. Lakukan semua itu sebagai upaya
pencegahan dengan selalu mengingat nasihat orang bijak untuk “membuat sumur
sebelum timbul rasa haus”.
Gunakan akal sehat! Itu kuncinya, jangan mengorbankan hidup dengan menuruti
kesenangan diri lewat kebiasaan hidup yang buruk dan beresiko. Misalkan,
minum-minuman keras, merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang. Cobalah
untuk menjalani hidup secara harmonis, sebisa mungkin perkecil resiko
terjadinya stres emosional atau psikis.
7. Gunakan suplemen gizi
Hanya jika perlu! Tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-karoten),
vitamin C, vitamin E, dan selenium. Semua zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk
meningkatkan vitalitas dan memperpanjang usia harapan hidup. Untuk memperolehnya
banyak cara yang bisa dilakukan. Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga
dengan cara mengkonsumsi suplemen kesehatan yang banyak dijual di pasaran.
Sebaiknya, penggunaan suplemen makanan lebih dianjurkan sebagai terapi
alternatif saja dengan mengutamakan jenis suplemen makanan yang sudah diteliti
dan bermanfaat.
Walaupun kita sudah melakukan gaya
hidup sehat secara benar akan tetapi kita masih bisa sakit atau terkena
penyakit di makalah ini akan dibahas berbagai penyakit dan pertolongan pertama
serta penanggulangannya.
B. Permasalahan
1. Mengatasi
berbagai penyakit dan pertolongan pertama dan penanggulangannya.
C. Tujuan
Agar kita
bisa dan terbiasa dengan hidup sehat serta bisa mengetahui pertolongan pertama
apa saja yang dilakukan apabila terkena penyakit dan penanggulangannya terhadap
penyakit tersebut.
BAB
II PEMBAHASAN
A. Mengatasi Berbagai Penyakit Dan Pertolongan
Pertama Dan Penanggulangannya.
1. Batuk Rejan
Penyakit Batuk
rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa
Inggris Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30
sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data
dari WHO). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90
persen kasus ini terjadi di negara berkembang, penyakit ini biasanya
diakibatkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan
oleh B. parapertussis
Masa Inkubasi batuk rejan ini yaitu waktu terekspos sampai nampak tanda penyakit 3 sampai 12 hari.Gejalanya biasanya dimulai dengan gejala ISPA ringan seperti batuk, bersin dan cairan hidung keluar terus menerus (pada stadium catarrhal) kemudian sesudah 1 minggu sampai 2 minggu dilanjutkan dengan batuk yg terus menerus namun diikuti masa dimana ada jeda batuk (stadium paroxysmal). Batuk ini mungkin dapat diikuti dengan adanya muntah, hal ini disebabkan rasa mual yg diderita, dan pada anak kecil dimana reflek fisiologis yg belum terbentuk secara sempurna maka akan menimbulkan muntah, hal ini tidak jarang membawa ke arah malnutrisi. Batuk ini dapat di picu oleh menguap, tertawa atau berteriak, dan akan berkurang sesudah 1 sampai 2 bulan. Komplikasi yg dapat mengikuti keadaan ini adalah pneumonia, encephalitis, hipertensi pada paru, dan infeksi bakterial yg mengikuti.
Pertolongan pertama yang diberikan yaitu Untuk mengatasinya, anak perlu cukup istirahat dan diberi cukup cairan. Sari buah atau air bisa untuk mengganti cairan yang hilang karena berkeringat. Kopi, teh, dan susu tidak dianjurkan. Setiap tiga atau empat jam sekali, suhu tubuh anak diperiksa. Jika suhu naik mencapai lebih dari 38oC dan tidak turun dalam waktu 36 jam, segera bawa ke dokter.
Jika penyakitnya berat,
penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan di dalam kamar
yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan batuk.
Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat,
oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah
dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan
melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan
dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik eritromycin.
Penanggulangannya beri imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6
tahun. Diharapkan kemugkinan terkenanya pertusis akan makin rendah dengan
diberikan nya imunisasi, dan gejala penyakit pun tidak akan seberat kalau tanpa
diberikannya imunisasi.
2.
Demam Berdarah
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu
dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda
sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah
yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam
berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Gejala-gejalanya
munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala
berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam-ruam
demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul
dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga
menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul
dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare,
pilek ringan disertai batuk-batuk. Demam
berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang
lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.
Pertolongan
pertama terhadap penyakit demam berdarah yaitu :
1.
Minumlah air putih
min. 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik)
2.
Cobalah menurunkan
panas dengan minum obat penurun panas (paracetamol misalnya)
3.
Minum minuman ion tambahan
seperti pocari sweat
4.
Minuman lain yang
disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada juga yang
menyarankan: daun angkak, daun jambu, dsb)
5.
Makanlah makanan yang
bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak (meskipun biasanya minat
makan akan menurun drastis).
Sebenarnya, semua usaha di
atas bertujuan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap serangan demam
berdarah, karena pada dasarnya demam berdarah tidak perlu obat tertentu (dan
memang tidak ada obat untuk itu). Ketahanan tubuh dapat dilihat dari jumlah
leukosit dalam darah. Ketika leukosit mulai meningkat (membaik), maka biasanya
trombosit yang kemudian akan bertambah. Bagian terpenting dari pengobatannya
adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan
makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan,
penambahan dengan cairan
intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah
platelet menurun drastis.
Pengobatan alternatif yang
umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum
pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan
intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang
dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.
Penanggulangan
penyakit demam berdarah. Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam
berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada
menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam
air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk
mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu
sekali, dan membuang hal-hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam
berdarah Aedes Aegypti.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga
kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan
bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup, Memasuki
masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M,
yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur
barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik
nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena
dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut
didaur-ulang, Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa,
sedangkan bubuk abate
akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan
untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk, Segera berikan obat penurun
panas untuk demam apabila penderita mengalami demam
atau panas tinggi, Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah
sakit.
- Influensa
Influensa,
biasanya dikenali sebagai flu
di masyarakat, adalah penyakit menular burung dan mamalia yang disebabkan oleh
virus RNA
dari famili Orthomyxoviridae (virus
influensa). Penyakit ini ditularkan dengan medium udara
melalui bersin dari si penderita. Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam,
sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk,
lesu
serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat
menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat
mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut. Masa
penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari sejak Penderita dianjurkan agar mengasingkan
diri atau dikarantina agar tidak menularkan penyakit
hingga mereka merasa lebih sehat.
Pencegahan
1.
Sebagian besar virus
influensa disebarkan melalui kontak langsung. Seseorang yang menutup bersin
dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang lain. Virus ini dapat hidup
selama berjam-jam dan oleh karena itu cucilah tangan sesering mungkin dengan
sabun
2.
Minumlah yang banyak
karena air berfungsi untuk membersihkan racun
3.
Hiruplah udara segar
secara teratur terutama ketika dalam cuaca sejuk
4.
Cobalah bersantai agar
anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh karena dengan bersantai dapat
membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap virus influensa
5.
Kaum lanjut usia atau
mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan diimunisasi. Namun perlu adanya
alternatif lain dalam mengembangkan imunitas dalam tubuh sendiri, melalui
makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi yang menyebabkan influensa
6.
Sejumlah penelitian
membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt rendah lemak per hari mampu mencegah 25%
peluang terkena influensa dikarenakan yoghurt mengandung banyak laktobasilus.
- TBC (tuberkolusis)
Tuberkulosis atau TB
(singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini adalah salah satu penyakit tertua yang diketahui
menyerang manusia. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru (disebut sebagai TB Paru), walaupun
pada sepertiga kasus, organ-organ lain ikut terlibat. Jika diterapi
dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium
tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi
tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah
kasus.
Indonesia berada dalam
peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun
muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal.
Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari
TBC" oleh sebab pada 24 Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi
mengenai penyebab tuberkulosis yang ditemukannya.
Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks
Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae
dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis
meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii.
Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang
terpenting dan paling sering dijumpai. M.tuberculosis berbentuk batang,
berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri
aerob. Mycobacteria dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya
dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan
gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu,
maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa
mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies
Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan
Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan
arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan
permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan
dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat
bertahan hidup di dalam makrofag.
Pertolongan
pertama
1.
Tenangkan penderita
2.
Bantu penderita untuk duduk secara perlahan dengan
posisi badan sedikit condong ke depan.
3.
Bantu penderita menggunakan obatnya. Biasanya dalam
bentuk spray aerosol. Penderita asma umumnya sudah mengetahui cara penggunaan
dan dosis dari obatnya.
4.
Cek denyut nadi dan pernafasan penderita setiap 10
menit.
5.
Apabila serangan asma terus berlanjut dan tidak
tersedia obat-obatan, segera panggil ambulans dari rumah sakit terdekat dari
tempat tinggal Anda
Penanggulangannya
Pengobatan TBC
Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC)
dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala
TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan
pencegahan dengan pemberian INH 5–10 mg/kgbb/hari.
1.
Pencegahan (profilaksis) primer
Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).
INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).
Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.
INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).
Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.
2.
Pencegahan (profilaksis) sekunder
Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC.Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC.Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
Dosis obat antituberkulosis (OAT)
Obat
|
Dosis harian
(mg/kgbb/hari) |
Dosis 2x/minggu
(mg/kgbb/hari) |
Dosis 3x/minggu
(mg/kgbb/hari) |
INH
|
5-15 (maks 300 mg)
|
15-40 (maks. 900 mg)
|
15-40 (maks. 900 mg)
|
Rifampisin
|
10-20 (maks. 600 mg)
|
10-20 (maks. 600 mg)
|
15-20 (maks. 600 mg)
|
Pirazinamid
|
15-40 (maks. 2 g)
|
50-70 (maks. 4 g)
|
15-30 (maks. 3 g)
|
Etambutol
|
15-25 (maks. 2,5 g)
|
50 (maks. 2,5 g)
|
15-25 (maks. 2,5 g)
|
Streptomisin
|
15-40 (maks. 1 g)
|
25-40 (maks. 1,5 g)
|
25-40 (maks. 1,5 g)
|
Sejak 1995, program
Pemberantasan Penyakit TBC di Indonesia mengalami perubahan manajemen
operasional, disesuaikan dengan strategi global yanng direkomendasikan oleh WHO.
Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjuti Indonesia
– WHO joint Evaluation dan National Tuberkulosis Program in Indonesia pada April 1994.
Dalam program ini, prioritas ditujukan pada peningkatan mutu pelayanan dan
penggunaan obat yang rasional untuk memutuskan rantai penularan serta mencegah
meluasnya resistensi kuman TBC di masyarakat. Program ini dilakukan dengan cara
mengawasi pasien dalam menelan obat setiap hari,terutama pada fase awal
pengobatan.
Strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi
penduduk dapat mengakses pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi
ini diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan obat jangka pendek oleh
pengawas pengobatan" setiap hari.
Indonesia adalah negara high
burden, dan sedang memperluas strategi DOTS dengan cepat, karenanya baseline
drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat pemantau dan indikator
program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi
dan pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari kasus BTA positif,
dan lebih banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja sama dengan
Puskesmas, maka banyak pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko tinggi
dalam kegagalan pengobatan, dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.
Akibat kurang
baiknya penanganan pengobatan penderita TBC dan lemahnya implementasi strategi
DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten terhadap OAT akan menyebarkan
infeksi TBC dengan kuman yang bersifat MDR (Multi-drugs
Resistant). Untuk kasus MDR-TB dibutuhkan obat lain
selain obat standard pengobatan TBC yaitu obat fluorokuinolon seperti
siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya sangat disayangkan bahwa obat
ini tidak dianjurkan pada anak dalam masa pertumbuhan).
Pengobatan TBC pada orang dewasa
- Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol
setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan
rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).
- Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
- Penderita kambuh.
- Penderita gagal terapi.
- Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
- Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
- Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Pengobatan TBC pada anak
Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau
9 bulan, yaitu:
- 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
- 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
Pengobatan TBC pada
anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari
INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.
Dosis anak INH dan
rifampisin yang diberikan untuk kasus:
TB tidak berat
|
||
|
INH
|
: 5
mg/kgbb/hari
|
|
Rifampisin
|
: 10
mg/kgbb/hari
|
TB berat (milier dan meningitis TBC)
|
||
|
INH
|
: 10
mg/kgbb/hari
|
|
Rifampisin
|
: 15
mg/kgbb/hari
|
|
Dosis
prednison
|
: 1-2
mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)
|
Anda sedang membaca artikel tentang Makalah Kesehatan dan anda bisa menemukan artikel Makalah Kesehatan ini dengan url http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/makalah-kesehatan.html. Anda dapat Mengcopy Artikel Makalah Kesehatan ini untuk kepentingan pendidikan. Semoga artikel Makalah Kesehatan ini bermanfaat Bagi Anda. Mohon tinggalkan komentar setelah Anda membaca artikel Makalah Kesehatan ini. untuk dijadikan sebagai perbaikan dari artikel ini. bagi yang mau menyumbangkan makalah kirim melalui email sangmahasiswaabadi@gmail.com